Pada jaman dahulu, tersebutlah seekor ayam yang bersahabat dengan seekor kera. Namun persahabatan itu tidak berlangsung lama, karena kelakuan si kera. Pada suatu petang Si Kera mengajak si ayam untuk berjalan-jalan. Ketika hari sudah petang si Kera mulai merasa lapar. Kemudian ia menangkap si Ayam dan mulai mencabuti bulunya. Si Ayam meronta-ronta dengan sekuat tenaga. Akhirnya, ia dapat meloloskan diri.
Ia lari sekuat tenaga. Untunglah tidak jauh dari tempat itu adalah tempat kediaman si Kepiting. Si Kepiting adalah teman sejati darinya. Dengan tergopoh-gopoh ia masuk ke dalam lubang kediaman si Kepiting. Disana ia disambut dengan gembira. Lalu Si Kepiting menceritakan semua kejadian yang dialaminya, termasuk penghianatan si Kera.
Mendengar hal itu akhirnya si Kepiting tidak bisa menerima perlakuan si Kera. Ia berkata, "marilah kita beri pelajaran kera yang tahu arti persahabatan itu." Lalu ia menyusun siasat untuk memperdayai si Kera. Mereka akhirnya bersepakat akan mengundang si Kera untuk pergi berlayar ke pulau seberang yang penuh dengan buah-buahan. Tetapi perahu yang akan mereka pakai adalah perahu buatan sendiri dari tanah liat.
Kemudian si Ayam mengundang si Kera untuk berlayar ke pulau seberang. Dengan rakusnya si Kera segera menyetujui ajakan itu. Beberapa hari berselang, mulailah perjalanan mereka. Ketika perahu sampai ditengah laut, mereka lalu berpantun. Si Ayam berkokok "Aku lubangi ho!!!" Si Kepiting menjawab "Tunggu sampai dalam sekali!!"
Setiap kali berkata begitu maka si ayam mencotok-cotok perahu itu. Akhirnya perahu mereka itu pun bocor dan tenggelam. Si Kepiting dengan tangkasnya menyelam ke dasar laut. Si Ayam dengan mudahnya terbang ke darat. Tinggallah Si Kera yang meronta-ronta minta tolong. Karena tidak bisa berenang akhirnya ia pun mati tenggelam.
(Disarikan dari Abdurrauf Tarimana, dkk, "Landoke-ndoke te Manu: Kera dan Ayam," Cerita Rakyat Daerah Sulawesi Tenggara, Jakarta: Dept. P dan K, 1978, hal. 61-62)
Minggu, 30 Oktober 2011
Selasa, 27 September 2011
TABIR KEHIDUPAN REMAJA
Terkadang orang sering membuat dirinya sedih di karenakan permasalahan cinta tidak kesampaian. Sedih sebabkan putus sama sang pacar, sedih akibat cemburu melihat orang yang di suka jalan sama orang lain dan masih banyak lagi lainnya.
Permasalahannya??? Kenapa mereka harus bersedih karena hal demikian....
- Padahal dia lagi tidak berduka
- Padahal dia tidak sedang mengalami penyakit yang tak lama lagi merenggut jiwanya
- Ataupun dia tidak mengalami suatu kejadian hingga membuatnya cacat. Dan masih banyak lagi lainnya...
- Nikmat akan di beri keimanan dan kepahaman terhadap islam
- Nikmat akan masih sangat memiliki kehangatan Dari Orang Tua
- Nikmat akan saudara yang masih menyapa kita
- Nikmat akan Akal yang masih sehat
- Nikmat akan teman yang setia pada kita
Sungguh,,, sayang seribu sayang. Hati telah tertutup untuk menyadari dan mengucap rasa syukur terhadap itu semua.
Padahal mereka patut bersedih pada hal-hal yang diwajarkan saja…
- Bersedih tat kala dirinya sudah tak merasakan nikmanya melaksanakan shalat. Akibat banyak melakukan kemaksiatan terhadap Allah swt.
- Bersedih saat hati terus mengalami kerisauan. Dalam hal ini adalah ketidak tenangnya hati yang di akibakan dirinya tak mengenal dan mulai tak mengingat Allah swt.
- Bersedih di saat ada keluarga meninnggal. Dan hal ini adalah hal yang wajar baginya, namun jangan sempai meratapi mayat
- Dan masih banyak lagi kesedihan yang wajar dan di benarkan syar’I dan akal manusia.
Hidup kebanyakan manusia itu memang selalu penuh penyesalan, kekesalan, amarah dan ambisi yang jelas merugikan diri sendiri. Dan mereka hanya sedikit bersyukur dan bahkan ada yang tidak bersyukur. Pernah tidak di dalam doa ataupun dalam perkataan kata hati kecil mengucapkan rasa syukur !!!!
Lalu pernah kah hal-hal seperti:
- Ayah dan ibu
- Kakak dan adik
- Saudara-saudara sepupu
- Teman
- Rumah
- Sahabat dan lain-lainya
Kalau saja salah satu di antaranya sudah tidak lagi kita genggam!!! Maka pada saat itu kita adalah orang merugi sebababkan sedikit bersyukur, sedikit bebrbuat baik, tak sempat mengucapkan kata maaf telah selah di lakukan, , ,
Lelah-lelah hati pikiran dan usaha untuk membahagiakan orang lain. Dengan banyak mencurahkan kasih sayang. Namun, kita terlupakan bahwa masih ada Ayah dan Ibu yang masih lebih berhak untuk itu. Dan bahkan adalah kewajiban kita sebagai ANAK.
Berbicara tentang Ibu…
Beliau adalah wanita yang telah 9 bulan mengadung kita yang terlahirkan saat ini. adalah hal yang menggembirakan baginya ialah saat mengetahui ia sedang hamil. Yah … mengandung sebuah khalifah di muka bumi ini!!!
Hamil mengandung kita. Dari awal mengandung, sang ibu sudah sangat banyak memberikan perhatian ang lebih pada kita. Mulai:
- Susu dan makanan yang dapat memberikan kebaikan pada janin
- Pada saat-saat kehamilan ibu tersering meminta hal-hal yang aneh pada Ayah. Yah biasanya orang-orang sebutnya NGIDAM.
- Ibu sudah mulai menyiap-nyiapkan pakaian kita. Padahal kita kan masih belum terlahirkan.
Hm… semuanya ibu lakukan yang terbaik. Dan bahkan NYAWA adalah taruhan nyata baginya untuk dirimu untuk menikmati indahnya. Sayang… seribu sayang buat sang ibu.
Menjaga dan merawat kit saat BAYI yang tak punya daya selain menangis merengek. Mau bilang lapar malah menangis, minta susu malah merengek-merengek. Tapi, sungguh itu adalah kegiatan Ibu yang di lakukan dengan ikhlas.
Langganan:
Postingan (Atom)